Dampak Pembakaran Bahan Bakar
Secara
umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi
kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
(misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa
dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan lingkungan:
1.
Dampak
Terhadap Udara dan Iklim
Selain menghasilkan energi, pembakaran
sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas,
antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida
(SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan
global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah
pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal
dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit
listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya
kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx
tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya
hujan asam. Emisi
SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara,
setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang
teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan
terjadinya hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat
bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam
sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan,
air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH
“hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan
tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan,
dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk
perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya.
Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
Smog merupakan pencemaran udara yang
disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan,
antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat
menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam
memandang. Emisi CO2 adalah pemancaran atau
pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan
kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek
rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi
inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas
CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar,
karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu
gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global. Batu
bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan
karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara
menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi
yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton
sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton
2.
Dampak
Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan
dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker
minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut,
sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya
pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
3. Dampak Terhadap Tanah
Dampak
penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan
batu bara.Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit
Mining). Pertambangan ini memerlukan
lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di
tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan
batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.
1. Oksida Karbon
Unsur utama semua bahan bakar adalah karbon. Senyawa karbon yang terbakar menghasilkan asap ( partikel karbon padat di udara ) dan oksida karbon. Gas pencemar udara dari oksida karbon adalah karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida ( CO ).
Unsur utama semua bahan bakar adalah karbon. Senyawa karbon yang terbakar menghasilkan asap ( partikel karbon padat di udara ) dan oksida karbon. Gas pencemar udara dari oksida karbon adalah karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida ( CO ).
A. Karbon Dioksida (CO2)
Karbon dioksida
atau CO2, semua orang mengenal senyawa ini sebagai gas, tak
berbau, tak berwarna, tak beracun dan berasal dari setiap mekanisme pembakaran
maupun metabolisme. Gas Karbon dioksida pertama kali diamati keberadaannya oleh
Van Helmont, tahun 1577. Secara statistik alamiah, gas ini tidak melimpah di
muka bumi dan konstan persentasenya. Sejak lama orang tidak memberi perhatian
terhadap sifat-sifat gas tersebut. Pemanfaatan gas CO2 salah satunya adalah dapat diubah fasenya
menjadi padat dan disebut “dry ice“, digunakan
dalam industri pengawetan hingga industri film maupun sinetron (memberi efek
kabut di film serem atau sinetron misteri).
B. Karbon Monoksida (CO)
Karbonmonoksida
atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak
berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -129OC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran
bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan. Di kota besar yang padat lalu
lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara relatif
tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula
terbentuk dari proses industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk,
walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi,
proses biologi dan lain-lain.
Karbon monoksida
(CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan
menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat
terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara
metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO bereaksi dengan darah
(hemoglobin) :
Hemoglobin + O2 –> O2Hb
(oksihemoglobin)
Hemoglobin + CO –> COHb
(karboksihemoglobin)
Konsentrasi gas
CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya sebentar.
Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan
rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia
ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Konsentrasi gas
CO disuatu ruang akan naik bila di ruangan itu ada orang yang merokok. Orang
yang merokok akan mengeluarkan asap rokok yang mengandung gas CO dengan
konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian menjadi encer sekitar 400-5000
ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang tinggi didalam asap rokok
menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang merokok jadi meningkat.
Keadaan ini sudah barang tentu sangat membahayakan kesehatan orang yang
merokok. Orang yang merokok dalam waktu yang cukup lama (perokok berat)
konsentrasi CO-Hb dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang menyebabkan
perokok berat mudah terkena serangan jantung.
Pengaruh
konsentrasi gas CO di udara sampai dengan dengan 100 ppm terhadap tanaman
hampir tidak ada, khususnya pada tanaman tingkat tinggi. Bila konsentrasi gas
CO di udara mencapai 2000 ppm dan waktu kontak lebih dari 24 jam, maka kana
mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang ada pada
lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman.
Gas CO sangat
berbahaya, tidak berwama dan tidak berbau, berat jenis sedikit lebih ringan
dari udara (menguap secara perlahan ke udara), CO tidak stabil dan membentuk CO2 untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. CO
berbahaya karena bereaksi dengan haemoglobin darah membentuk Carboxy
haemoglobin (CO-Hb). Akibatnya fungsi Hb membawa oksigen ke sel- sel tubuh
terhalangi, sehingga gejala keracunan sesak nafas dan penderita pucat. Reaksi
CO dapat menggantikan O2 dalam haemoglobin dengan reaksi :
02Hb +
CO –>
OHb + O2
Penurunan
kesadaran sehingga terjadi banyak kecelakaan, fungsi sistem kontrol syaraf
turun serta fungsi jantung dan paru-paru menurun bahkan dapat menyebabkan
kematian. Waktu tinggal CO dalam atmosfer lebih kurang 4 bulan. CO dapat dioksidasi
menjadi CO2 dalam atmosfer adalah HO dan HO2 radikal, atau oksigen dan ozon. Mikroorganisme
tanah merupakan bahan yang dapat menghilangkan CO dari atmosfer.
Dari penelitian
diketahui bahwa udara yang mengandung CO sebesar 120 ppm dapat dihilangkan
selaIna 3 jam dengan cara mengontakkan dengan 2,8 kg tanah (Human, 1971),
dengan demikian mikroorganisme dapat pula menghilangkan senyawa CO dari
lingkungan, sejauh ini yang berperan aktif adalah jamur penicillium dan Aspergillus.
2. Oksida Belerang
Gas belerang
oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2 dan gas SO3 yang
keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2berbau tajam dan
tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3bersifat sangat
reaktif. Gas SO3mudah bereaksi dengan uap air
yang ada diudara untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi
(memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses
perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya.
SOx mempunyai
ciri bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun karena selalu
mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. Sox menimbulkan
gangguan sitem pernafasan, jika kadar 400-500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12
ppm menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau.
Konsentrasi gas
SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera
manusia (tercium baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm.
Jadi dalam hal ini yang dominan adalah gas SO2. Namun demikian
gas tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada diudara dan kemudian
membentuk gas SO3 melalui reaksi berikut :
2SO2 + O2 (udara) -> 2SO3
Pemakaian batu
bara sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan industri seperti yang terjadi
di negara Eropa Barat dan Amerika, menyebabkan kadar gas SOx diudara meningkat.
Reaksi antara gas SOx dengan uap air yang terdapat di udara akan membentuk asam
sulfat maupun asam sulfit. Apabila asam sulfat dan asam sulfit turun ke bumi
bersama-sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah apa yang dikenal denagn Acid Rain atau hujan asam . Hujan asam sangat
merugikan karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada beberapa
negara industri, hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat serius
karena sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan asam akan
mengakibatkan lingkungan semakin parah.
Pencemaran SOx
diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara yang digunakan pada kegiatan
industri, transportasi, dan lain sebagainya. Belerang dalam batu bara berupa
mineral besi peritis atau FeS2 dan dapat
pula berbentuk mineral logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS, ZnS, CuFeS2 dan Cu2S. Dalam proses
industri besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilkan SOx karena
mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada proses
peleburan sulfida logam diubah menjadi oksida logam. Proses ini juga sekaligus
menghilangkan belerang dari kandungan logam karena belerang merupakan pengotor
logam. Pada suhu tinggi sulfida logam mudah dioksida menjadi oksida logam
melalui reaksi berikut :
2ZnS + 3O2 -> 2ZnO
+ 2SO2
2PbS + 3O2 -> 2PbO
+ 2SO2
Selain
tergantung dari pemecahan batu bara yang dipakai sebagai bahan bakar,
penyebaran gas SOx, ke lingkungan juga tergnatung drai keadaan meteorologi dan
geografi setempat. Kelembaban udara juga mempengaruhi kecepatan perubahan SOx
menjadi asam sulfat maupun asam sulfit yang akan berkumpul bersama awan yang akhirnya
akan jatuh sebagai hujan asam. Hujan asam inilah yang menyebabkan kerusakan
hutan di Eropa (terutama di Jerman) karena banyak industri peleburan besi dan
baja yang melibatkan pemakaian batu bara maupun minyak bumi di negeri itu.
Sumber dan pola Paparan
Meskipun sumber alami (gunung berapi
atau panas bumi) mungkin hadir pada beberapa tempat, sumber antropogenik,
pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur, mendominasi daerah
perkotaan. Ini termasuk :
·
Sumber pokok
(pembangkit tenaga listrik, pabrik pembakaran, pertambangan dan pengolahan
logam)
·
Sumber daerah
(pemanasan domestik dan distrik)
·
Sumber bergerak
(mesin diesel)
Pola
paparandan durasi sering menunjukkan perbedaan daerah dan musim yang
signifikan, bergantung pada sumber dominan dan distribusi ruang, cuaca dan pola
penyebaran. Pada konsentrasi tinggi, dimana berlangsung untuk beberapa hari
selama musim dingin, bulan musim dingin yang stabil ketika penyebaran terbatas,
masih terjadi pada banyak bagian dunia dimana batu bara digunakan untuk tempat
pemanasan. Sumber daerah biasanya mendominasi pada beberapa peristiwa, hasil
pada pola homogen konsentrasi dan paparan/pembukaan.
Sebaliknya, jarak peristiwa
waktu-singkat dari menit ke jam mungkin terjadi sebagai hasil pengasapan,
penyebaran atau arah angin dari sumber utama. Hasil pola paparan bervariasi
secara substantial, tergantung pada ketinggian emisi, dan kondisi cuaca.
Variabel sementara dari konsentrasi ambient juga sering tinggi pada keadaan
tertentu, khususnya untuk sumber lokal.
Dampak Pencemaran oleh Belerang Oksida (SOx)
Sebagian besar
pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SOx) berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil, terutama batu bara. Adanya uap air dalam udara akan mengakibatkan
terjadinya reaksi pembentukan asam sulfat maupun asam sulfit. Reaksinya adalah
sebagai berikut :
SO2 + H2O
->
H2SO3
SO3 + H2O
->
H2SO4
Apabila asam
sulfat maupun asam sulfit tersebut ikut berkondensasi di udara dan kemudian
jatuh bersama-sama air hujan sehingga pencemaran berupa hujan asam tidak dapat
dihindari lagi. Hujan asam ini dapat merusak tanaman, terkecuali tanaman hutan.
Kerusakan hutan ini akan mengakibatkan terjadinya pengikisan lapisan tanah yang
subur.
Walaupun
konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan itu berkadar rendah, namun
bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama maka kerusakan tanaman dapat saja
terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm sudah dapat merusakan tanaman, terlebih
lagi bila konsentrasi SOx di Udara lingkungan dapat dilihat dari timbulnya
bintik-bintik pada permukaan daun. Kalau waktu paparan lama, maka daun itu akan
gugur. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas tanaman menurun.
Udara yang telah
tercemar SOx menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada sistem pernapasaannya.
Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput
lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran napas yang lain sampai ke
paru-paru. Serangan gas SOx tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang
terkena.
Lapisan SO2 dan
bahaya bagi kesehatan
SO2 mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
kesehatan yang akut dan kronis. dalam bentuk gas, SO2 dapat mengiritasi sistem pernapasan; pada
paparan yang tinggi (waktu singkat) mempengaruhi fungsi paru-paru. SO2 merupakan produk sampingan H2SO4 yang
mempengaruhi sistem pernapasan. Senyawanya, terdiri dari garam ammonium
polinuklir atau organosulfat, mempengaruhi kerja alveoli dan sebagai bahan
kimia yang larut, mereka melewati membran selaput lendir pada sistem pernapasan
pada makhluk hidup.Aerosol partikulat dibentuk oleh gas ke pembentukan partikel
ditemukan bergabung dengan pengaruh kesehatan yang banyak.
Secara global,
senyawa-senyawa belerang dalam jumlah cukup besar masuk ke atmosfer melalui
aktivitas manusia sekitar 100 juta metric ton belerang setiap tahunnya,
terutama sebagai SO2dari pembakaran batu bara dan
gas buangan pembakaran bensin. Jumlah yang cukup besar dari senyawa belerang
juga dihasilkan oleh kegiatan gunung berapi dalam bentuk H2S, proses perombakan bahan organik, dan reduksi
sulfat secara biologis. Jumlah yang dihasilkan oleh proses biologis ini dapat
mencapai lebih 1 juta metric ton H2S per tahun.
Sebagian dari H2S yang mencapai atmosfer secara cepat diubah menjadi
SO2 melaui reaksi :
H2S + 3/2 O2 SO2 + H2O
reaksi bermula dari pelepasan ion
hidrogen oleh radikal hidroksil ,
H2S + HO- HS- + H2O
yang kemudian dilanjutkan dengan reaksi
berikut ini menghasilkan SO2
HS- + O2 HO- + SO
SO + O2 SO2 + O
Hampir
setengahnya dari belerang yang terkandung dalam batu bara dalam bentuk pyrit,
FeS2, dan setengahnya lagi dalam bentuk sulfur organik.
Sulfur dioksida yang dihasilkan oleh perubahan pyrit melalui reaksi sebagai
berikut :
4FeS2 + 11O2 2 Fe2O3 + 8 SO2
Pada dasarnya, semua sulfur yang
memasuki atmosfer dirubah dalam bentuk SO2 dan hanya
1% atau 2% saja sebagai SO2
Walaupun SO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia hanya
merupakan bagian kecil dari SO2yang ada
diatmosfer, tetapi pengaruhnya sangat serius karena SO2 langsung dapat meracuni makhluk disekitarnya.
SO2 yang ada diatmosfer menyebabkan iritasi
saluran pernapasandan kenaikan sekresi mucus. Orang yang mempunyai pernapasan
lemah sangat peka terhadap kandungan SO2 yang tinggi
diatmosfer. Dengan konsentrasi 500 ppm, SO2 dapat
menyebabkan kematian pada manusia.
Pencemaran yang
cukup tinggi oleh SO2 telah menimbulkan
malapetaka yang cukup serius. Seperti yang terjadi di lembah Nerse Belgia pada
1930, tingkat kandungan SO2 diudara
mencapai 38 ppm dan menyebabkan toksisitas akut. Selama periode ini menyebabkan
kematian 60 orang dan sejumlah ternak sapi.
Sulfur dioksida
juga berbahaya bagi tanaman. Adanya gas ini pada konsentrasi tinggi dapat
membunuh jaringan pada daun. pinggiran daun dan daerah diantara tulang-tulang
daun rusak. Secara kronis SO2 menyebabkan
terjadinya khlorosis. Kerusakan tanaman iniakan diperparah dengan kenaikan
kelembaban udara. SO2 diudara akan berubah
menjadi asam sulfat. Oleh karena itu, didaerah dengan adanya pencemaran oleh SO2 yang cukup tinggi, tanaman akan rusak oleh
aerosol asam sulfat.
Kerusakan juga
dialami oleh bangunan yang bahan-bahannya seperti batu kapur, batu pualam,
dolomit akan dirusak oleh SO2 dari udara.
Efek dari kerusakan ini akan tampak pada penampilannya, integritas struktur,
dan umur dari gedung tersebut.
3. Oksida Nitrogen
Nitrogen
oksida sering disebut dengan NOx karena
oksida nitrogen mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx. Sifat gas NO2 adalh berwarna dan berbau, sedangakn gas NO
tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah
merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung. Kadar NOx diudara daearh perkotaan yang berpenduduk
padat akan lebih tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hal ini
disebabkan karena berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan manusia akan
menambah kadar NOx di udara, seperti
transportasi, generator pembangkit listrik, pembuangan sampah dan lain-lain.
Pencemaran gas
NOx diudara teruatam berasal dari gas buangan
hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listrik stasioner atau
mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alami. Keberadaan NOx diudara dapat dipengaruhi oleh sinar matahari
yang mengikuti daur reaksi fotolitik NO2 sebagai
berikut :
NO2 + sinar
matahari → NO + O
O + O2 → O3 (ozon)
O3 +
NO → NO2 + O2
Ada dua cara untuk menghindari
pembakaran tidak sempurna, maka dilakukan 2 proses pembakaran yaitu :
1. Bahan bakar dibakar pada temperatur
tinggi dengan sejumlah udara sesuai dengan persamaan stoikiometri,
misalnya dengan 90 -95% udara. Pembakaran NO dibatasi tidak dengan adanya
kelebihan udara.
2. Bahan bakar dibakar sempurna pada
suhu relatif rendah dengan udara berlebih. Suhu rendah menghindarkan
pembentukan NO.
Kedua proses ini
menurunkan pembentukan NO sampai 90%. NO2pada manusia
dapat meracuni paru-paru, kadar 100 ppm dapat menimbulkan kematian, 5 ppm
setelah 5 menit menimbulkan sesak nafas.
Sumber
dan Pola Paparan
Sumber utama NOx pada atmosfer adalah dari jalan lalu lintas.
Ini bertanggung jawab untuk sekitar setengah dari total emisi yang ada di
Eropa. Sumber utama lainnya adalah dari pembangkit tenaga listrik, pabrik
pemanas, dan proses industri. Banyak
NOx diemisikan sebagai NO, dimana teroksidasi
menjadi NO2oleh ozon atau oksidan lain. Meskipun
kendraan bermotor didata untuk sekitar 50 % dari emisi NOx, proporsi lebih tinggi dikota. Di London, 74 %
emisi NOx akibat dari lalulintas jalan.
Strategi monitoring untuk NO2 diambil dari data pola ruang dan penyebaran
populasi yang paling banyak didominasi oleh lalu lintas jalan.
Karakteristik polutan yang dirancang
pada program monitoring NO2adalah :
·
Konsentrasi yang
lebih besar ditentukan oleh emisi lalulintas jalan
·
Ini adalah ruang
yang homogen, polutan sekunder
·
Rasio dari
puncak untuk mengartikan konsentrasi secara statistik yang kuat dan berguna.
Dampak
Pencemaran Nitrogen Oksida (NOx)
Gas nitrogen
oksida (NOx) ada dua macam , yakni gas nitrogen monoksida (NO) dan gas nitrogen
dioksida (NO2). Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat yang
berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari
udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak
berbau. Sedangkan gas NO2 bila
mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya
coklat kemerahan. Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman
dan tidak berbahaya, kecuali jika gas NO berada dalam konsentrasi tinggi.
Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada system saraf
yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat
menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu
teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi gas NO2.
Udara yang telah
tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi manusia dan hewan
saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas NOx pada
tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada
konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau
kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi
sempurna sebagai temapat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis.
Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi
NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai
sekitar 60% hingga 70%.
Pencemaran udara
oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnyaPeroxy Acetil Nitrates yang
disingkat dengan PAN. Peroxi Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa
pedih dan berair. Campuran PAN bersama
senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat menggangu
lingkungan.
Pengaruh
bagi kesehatan
Nitrogen
dioksida merupakan polutan udara yang dihasilkan pada proses pembakaran. Ketika
nitrogen dioksida hadir, nitrogen oksida juga ditemukan ; gabungan dari NO dan
NO2 secara kolektif mengacu kepada nitrogen oksida
(NOx).
Pada sangat
konsentrasi tinggi, dimana mungkin hanya dialami pada kecelakaan industri yang
fatal, paparan NO2 dapat mengakibatkan
kerusakan paru-paru yang berat dan cepat. Pengaruh kesehatan mungkin juga
terjadi pada konsentrasi ambient yang jauh lebih rendah seperti pada pengamatan
selama peristiwa polusi di kota. Bukti yang didapatkan menyarankan bahwa
penyebaran ambient kemungkinan akibat dari pengaruh kronik dan akut, khususnya
pada sub-grup populasi orang yang terkena asma.
NO2 terutama berkelakuan sebagai agen pengoksidasi
yang kemungkinan merusak membran sel dan protein. Pada konsentrasi tinggi,
saluran udara akan menyebabkan peradangan yang akut. Ditambah lagi, penyebaran
dalam waktu-singkat berpengaruh terhadap peningkatan resiko infeksi saluran
pernapasan. Meskipun banyak pengontrolan penyebaran yang dilakukan, fakta
secara jelas mendefinisikan hubungan antara konsentrasi atau dosis dan umpan
baliknya tidaklah cukup.
Untuk penyebaran
yang akut, hanya konsentrasi yang sangat tinggi (>1880 Mg/m3, 1 ppm)
mempengaruhi kesehatan orang ; bilamana, orang dengan asma atau penyakit
paru-paru yang akut lebih rentan pada konsentrasi lebih rendah.
4. Logam Timbel (Pb)
Timbal adalah
suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Pb dan nomor atom 82.
Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum. Timbal
(Pb) adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak
bumi. Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia,
yang mana jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat
pada kerak bumi. Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Unsur
Pb digunakan dalam bidang industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang
tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin
tetraetil. Timbal (Pb)
adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya yang toksik (beracun)
terhadap manusia. Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi
makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb.
Keracunan
akibat kontaminasi Pb bisa menimbulkan berbagai macam hal diantaranya:
1. Menghambat
aktivitas enzim yang
terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb)
2. Meningkatnya
kadar asam
δ-aminolevulinat dehidratase (ALAD)
dan kadar protoporphin dalam sel darah merah
3. Memperpendek
umur sel darah merah
4. Menurunkan
jumlah sel darah merah dan retikulosit,
serta meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah.
Timbal bersifat
kumulatif. Dengan waktu paruh timbal dalam sel darah merah adalah
35 hari, dalam jaringan ginjal dan hati selama 40 hari, sedangkan dalam tulang
selama 30 hari.
Mekanisme
toksisitas Pb berdasarkan organ yang dipengaruhinya adalah:
§ 1.
Sistem haemopoietik; dimana Pb menghambat sistem pembentukan hemoglobin (Hb)
sehingga menyebabkan anemia.
§ 2.
Sistem saraf; di mana Pb dapat menyebabkan kerusakan otak dengan gejala
epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar, dan delirium.
§ 3.
Sistem urinaria; dimana Pb bisa menyebabkan lesi tubulus proksimalis, lengkung
henle, serta menyebabkan aminosiduria.
§ 4.
Sistem gastro-intestinal; di mana Pb dapat menyebabkan kolik dan konstipasi.
§ 5.
Sistem kardiovaskuler; di mana Pb dapat menyebabkan peningkatana permeabilitas
pembuluh darah.
§ 6.
Sistem reproduksi; di mana Pb dapat menyebabkan keguguran, tidak berkembangnya
sel otak embrio, kematian janin waktu lahir, serta hipospermia dan
teratospermia pada pria.
§ 7.
Sistem endokrin; di mana Pb dapat menyebabkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi
adrenal
§ 8.
Bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi.
Paparan Pb dosis tinggi mengakibatkan kadar Pb darah mencapai 80 µg/dL pada orang dewasa dan 70 µg/dL pada anak-anak sehingga terjadi ensefalopati, kerusakan arteriol dan kapiler , edeme otak, meningkatkanya tekanan cairan serebrospinal, degenerasi neuron, serta perkembangbiakan sel glia yang disertai dengan munculnya ataksia, koma, kejang-kejang, dan hiperaktivitas.
Kandungan
Pb dalam darah berkorelasi dengan tingkat kecerdasan manusia. Semakin
tinggi kadar Pb dalam darah, semakin rendah poin IQ. Apabila dalam darah
ditemukan kadar Pb sebanyak tiga kali batas normal (intake normal sekitar 0,3
mg/hari), maka akan terjadi penurunan kecerdasan intelektual.
Intoksikasi
Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman, pernafasan, kontak
lewat kulit, kontak lewat mata, serta lewatparenteral. Logam
Pb tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga bila makanan atau minuman
tercemar Pb dikonsumsi, maka tubuh akan mengeluarkannya. Sebagian kecil Pb
diekskresikan melalui urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein dan
sebagian lainnya lagi terakumulasi dalam ginjal, hati,
kuku, jaringan lemak, dan rambut.
5.
Partikulat
Partikel adalah pencemar udara yang
dapat berada bersama-sama dengan bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel
dapat diartikan secara murni atau sempit sebagai bahan pencemar udara yang
berbentuk padatan. Namun dalam pengertian yang lebih luas, dalam kaitannya
dengan masalah pencemaran lingkungan, pencemar partikel dapat meliputi berbagai
macam bentuk, mulai dari bentuk yang sederhana sampai dengan bentuk yang rumit
atau kompleks yang kesemuanya merupakan bentuk pencemaran udara.
Sumber pencemaran partikel dapat berasal
dari peristiwa alami dan dapat juga berasal dari aktivitas manusia. Pencemaran
partikel yang berasal dari alam, adalah sebagai berikut :
a. Debu tanah/pasir halus yang
terbang terbawa oleh angin kencang.
b. Abu dan bahan-bahan vulkanik
yang terlempar ke duara akibat letusan gunung berapi.
c. Semburan uap air panas di
sekitar daerah sumber panas bumi di daerah pegunungan.
Sumber pencemaran partikel akibat
aktivitas manusia sebagian besar berasal dari pembakaran batubara, proses
industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat transportasi.
Debu adalah zat padat yang dihasilkan
oleh manusia atau alam dan merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan.
Debu adalah zat padat yang berukuran 0,1 – 25 mikron. Debu termasuk kedalam
golongan partikulat. Yang dimaksud dengan partikulat adalah zat padat/cair yang
halus, dan tersuspensi diudara, misalnya embun, debu, asap, fumes dan fog.
Partikel menyebar di atmosfer akibat
dari berbagai proses alami, seperti letusan vulkano, hembusan debu serta
tanah oleh angin. Aktifitas manusia juga berperan dalam penyebaran partikel,
misal dalam bentuk partikel debu dan asbes dari bahan bangunan, abu terbang
dari proses peleburan baja dan asap dari proses pembakarana tidak sempuran,
terutama dari batu arang. Sumber partikel yang utama adalah pembakaran bahan bakar
dari sumbernya. Diikuti oleh proses– proses industri.
Partikel di
atmosfer dalam bentuk suspensi, yang terdiri atas partikel– partikel padat
cair. Ukuran partikel dari 100 mikron hingga kurang dari 0,01 mikron. Terdapat
hubungan antara ukuran partikel polutan dengan sumbernya. Partikel
sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup yaitu pada saat partikel masih
melayang-layang sebagai pencemar di duara sebelum jatuh ke bumi. Waktu hidup
partikel berkisar antara beberapa detik sampai beberapa bulan. Sedangkan
kecepatan pengendapannya tergantung pada ukuran partikel, massa jenis partikel
serta arah dan kecepatan angin yang bertiup.
Partikel debu dapat dibagi atas 3 jenis,
yaitu debu organik, debu mineral, dan debu metal. Sumber
debu bermacam-macam, tergantung jenis debunya. Partikel debu dipengaruhi
oleh daya tarik bumi sehingga cenderung untuk mengendap di permukaan bumi.
Partikel debu juga dapat membentuk “flok” sehingga ukurannya menjadi lebih
besar permukaannya cenderung untuk basah. Sifat-sifat ini membuat ukurannya
menjadi lebih besar sehingga memudahkan proses pengendapannya di permukaan bumi
dengan bantuan gaya tarik bumi. Partikel debu dengan diameter 1 milimikron
mempunyai kemampuan untuk menghamburkan sinar matahari.
Polusi udara oleh partikel berhubungan
erat dengan SO2. Partikel SO2berasal dari sumber yang
sama yaitu pembakaran bahan bakar fosil yang satu sama lain saling bereaksi
secara sinergis dalam memberikan dampak terhadapkesehatan manusia. Benda
partikel ini sering disebut sebagai asap atau jelaga, benda-benda partikulat
ini sering merupakan pencemar udara yang paling kentara dan biasanya juga
paling berbahaya.
Sebagian benda partikulat keluar dari
cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal, tapi yang paling berbahaya adalah
partikel-partikel halus butiran-butiran yang sangat kecil sehingga dapat
menembus bagian terdalam paru-paru. Sebagian besar partikel halus ini
terbentuk dengan polutan lain terutama sulfur dioksida dan oksida nitrogen dan
secara kimiawi berubah dan membentuk zat-zat nitrat dan sulfat.
Partikulat digunakan untuk memberikan
gambaran partikel cair atau padat yang tersebar di udara dengan ukuran 0,001 µm
sampai 500 µm. Partikulat mengandung zat-zat organik maupun zat-zat non organik
yang terbentuk dari berbagai macam materi dan bahan kimia. Ukuran partikel
dapat menggambarkan seberapa jauh partikel dapat terbawa angin, efek yang
ditimbulkannya, sumber pencemarannya dan lamanya masa tinggal partikel di
udara.
Berdasarkan lamanya partikel tersuspensi
di udara dan rentang ukurannya, partikel dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu
dust fall (setteable particulate) dan suspended particulate matter (SPM). Dust
fall adalah partikel berbentuk lebih besar dari 10 µm. SPM adalah partikel yang
ukurannya lebih kecil dari 10µm dan keberadaannya terutama berasal
dari proses industri dan pembakaran. Partikel yang masuk ke dalam
paru-paru dapat membahayakan manusia karena:
a. Sifat-sifat kimia dan fisik dari
partikel tersebut mungkin beracun
b. Partikel yang masuk tersebut
bersifat inert
c. Partikel tersebut membawa
molekul-molekul gas berbahaya dengan cara mengabsorbsi maupun mengadsorpsi yang
menyebabkan molekul-molekul gas tersebut dapat mencapai dan tertinggal dalam
paru-paru yang sensitif.
Benda partikulat, asap dan jelaga
disebut benda partikel tetapi bentuk yang paling berbahaya dari benda padat ini
adalah partikel-partikel sangat kecil dan halus yang dapat menembus ke dalam
paru-paru yang hanya dilindungi oleh dinding tipis setebal molekul. Sering
disebut PM10 karena benda partikel tersebut lebih kecil dari 10
mikron, kebanyakan partikel halus itu berasal dari senyawa sulfus dan nitrogen
yang dalam selang waktu beberapa jam atau beberapa hari berubah dari gas
menjadi padat.
Besarnya ukuran partikel debu yang dapat
masuk ke dalam saluran pernafasan manusia adalah yang berukuran 0,1 µm sampai
10µm dan berada di udara sebagai suspended particulate matter. Partikel debu
dengan ukuran lebih > 10 µm akan lebih cepat mengendap ke permukaan sehingga
kesempatan terjadinya pemajanan pada manusia menjadi lebih kecil dan kalaupun
terjadi akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian atas. Debu yang dapat
dihirup disebut debu inhalable dengan diameter ≤ 10 µm dan berbahaya bagi
saluran pernafasan karena mempunyai kemampuan merusak paru-paru. Sebagian debu
yang masuk ke saluran pernafasan berukuran 5 µm akan sampai ke alveoli.